Balumbung Masa Klasik di Kabupaten Situbondo




                    Oleh: Irwan Kurniadi

Kadipaten Balumbung yang eksis pada era Majapahit terletak di Kabupaten Situbondo.
Diduga luasannya dari timur Sungai Landangan, Kecamatan Kapongan hingga ujung timur laut Jawa, Kecamatan Banyuputih. Dugaan pusat keletakannya adalah di Dusun Blangghuan, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo. Balumbung dalam memori kolektif masyarakat lokal
disebut Bâlumbâng. Sebuah diksi bahasa Madura yang artinya danau kecil, rawa atau genangan air.


Temuan arkeologis di wilayah itu berupa prasasti angka tahun 1377 Saka atau 1455 Masehi di Dusun Widoro Pasar, Desa Banyuputih, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo. Prasasti tersebut berbentuk kurawal pada bagian atasnya. Di bawah angka tahun, terdapat 12 baris tulisan yang kondisinya telah aus. Sedangkan pada sisi di baliknya, terdapat 14 baris tulisan yang kondisinya juga aus hingga tak dapat terbaca lagi. Prasasti tersebut masih insitu dan diduga berkorelasi dengan Situs Mellek yang keletakannya dalam radius sekitar 5 km.

M. Nijhoff dalam Verhandelingen Van Het Bataviaasch Genootschap Van Kunsten En Wetenschappen Tahun 1891 tepatnya pada halaman 324 nomor 664. Dia menuliskan: District Somber waroe, afdeeling Panaroekan, Blad S. IV. 
Een steen met her jaartal 1377 Caka, 3 kilometer ten noordoosten van de desa Widara pasar. Deze steen is aan de voorzijde beneden het jaartal gehell, en aan de achterzijde half beschreven, maar het schrift is ten eenenmale onleesbaar.
Lit. Notulen XX 1882. p. 55. Aanbieding teekening steen bij Asem Bagoes met jaartal 1377 Caka. (Zie ook Not. XX 1882. p. 72).
Verbeek. Not. XXV 1887. p. 7. Aanbieding afdruk jaartal 1377 Caka, op een steen ten N. O. van Widara pasar.


Situs Mellek diketahui merupakan bekas permukiman kuno yang artefaktualnya tersebar sedikitnya dalam radius sekitar 5 km bila dikorelasikan dengan tinggalan arkeologis yang memiliki indikator karakteristik yang sama. Sebaran temuan arkeologis terbanyak adalah di Dusun Krajan, Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih. Temuan-temuan itu antara lain, lempung bakar atau terakota. Terakota khas Majapahit dari situs Mellek beragam seperti unsur bangunan ( bata dan genteng), wadah (periuk, kendi, tempayan, buyung, jambangan), hiasan (boneka) dan lain-lain. Sebagian besar ditemukan dalam bentuk fragmen.


Selain terakota, di situs Mellek ditemukan juga benda yang terbuat dari logam dan batu seperti tombak, koin gobok, arca, bakalan arca,  prasasti, bakalan prasasti, umpak, lumpang dan semacamnya.


Temuan lain yang tak kalah penting adalah wadah berbahan keramik cina (piring, mangkok). Namun sebagian besar juga ditemukan dalam kondisi pecah atau dalam bentuk fragmen. Keramik Cina era Dinasti Ming cukup mendominasi. Hal itu berkesesuaian dengan temuan koin Cina yang diketahui dan diidentifikasi dari era Dinasti Ming.


Berikutnya, terkait bukti tertulis, di Dusun Krajan, Desa Agel, Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo juga terdapat 2 prasasti yang telah eksitu. Satu prasasti berbentuk persegi telah raib. Dan satu prasasti yang pada bagian atasnya berbentuk kurawal berangka tahun 1395 Saka atau 1473, tersimpan di Museum Balumbung Situbondo. Sebagai identifikasi, prasasti ini disebut dengan nama Prasasti Agel 1.


Keterangan mengenai keberadaan 2 prasasti di Agel terdapat dalam karya tulis M. Nijhoff sebagaimana yang tertera di atas yaitu pada halaman 324  nomor 663. Dia menuliskan: District Kali tikoes, afdeeling Panaroekan, Blad Q.III. 
Twee steenen, ieder met het jaartal 1395 Caka in groote gove cijfers: in de desa Agel.
Lit.Verbeek. Not. XXV 1887. p. 7. Aanbieding afdruk jaartal 1395 Caka, voorkomende op 2 steenen te Agel.


Diasumsikan berdasarkan penelusuran komunitas pegiat sejarah dan cagar budaya lokal, keletakan prasasti Widoro Pasar berkorelasi dengan eksistensi kota Prasadha, sedangkan prasasti Agel berkorelasi dengan kota Sidapurna. Kedua kota ini masuk dalam area Kadipaten Balumbung. Asumsi tersebut diketahui dari kartografi Portugis pada abad ke-16.


Kadipaten Balumbung sendiri, sebagaimana termaktub dalam kakawin Negarakertagama, pupuh 28 disebutkan sebagai salah satu wilayah yang potensial dari kerajaan Majapahit.
Dalam sebuah momentum kunjungan Raja Hayam Wuruk di Kadipaten Patukangan pada 1359 Masehi, bersama para menteri dari Bali dan Madura,  Balumbung pun turut hadir. Kitab Negarakertagama diselesaikan oleh Empu Prapanca pada tahun 1365 Masehi. Ini merupakan sumber primer penyebutan Balumbung yang terkonfirmasi secara tekstual.(*)

Balumbung Masa Klasik di Kabupaten Situbondo
Prasasti Agel 1 berangka tahun 1395 Saka atau 1473 Masehi berasal dari Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo. Prasasti ini merupakan koleksi Museum Balumbung Situbondo.

Balumbung Masa Klasik di Kabupaten Situbondo
Prasasti Widoro Pasar berangka tahun 1377 Saka atau 1455 Masehi. Prasasti ini masih insitu di wilayah Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo.

Post a Comment

أحدث أقدم